Tuesday 24 March 2015

TUHAN IZINKAN SAYA JADI KUCING

        “Tuhan Izinkan Saya Jadi Kucing” ya perkataan itulah yang datang dalam pikiran saya dan akhirnya menjadi gumaman dalam hati tadi sore kira-kira pukul 16.30, entah darimana awalnya yang jelas hari ini / Senin tanggal 23 Maret 2015 pikiran dan hati saya masih belum lepas dari kalut malut karena beberapa masalah yang menghampiri, baik itu hal yang berkaitan dengan diri pribadi saya sendiri ataupun masalah-masalah yang menimpa keluarga saya. Kalau bisa dilihat mungkin sepertinya otak ini sudah banyak syaraf-syaraf yang semrawut karena katanya semakin banyak masalah yang menjadi beban pikiran kita semakin semrawut pula syaraf-syaraf yang berada dalam otak kita. Iya sahabat, masalah, masalah, dan permasalahan yang tiap waktu datang silih berganti, dan itulah yang menjadi beban pikiran saya saat ini, entah itu masalah yang berkaitan dengan diri sendiri ataupun masalah keluarga ini.
Oke, mungkin disini sahabat bertanya-tanya apa sih yang menjadi beban pikiran si pandu / ada masalah apa sih sama si pandu ini ?
  Sebenarnya saya juga bingung sahabat masalah apa saja yang sedang menjadi pikiran saya saat ini sampai-sampai saya bergumam sperti itu / mungkin saking banyaknya masalah yang menghampiri. Entah itu dari masalah pribadi, karir, keluarga, dsb. Namun yang jelas tadi sore yang menambahnya beban pikiran saya ini adalah permasalahan yang menimpa keluarga saya ini. Baiklah sahabat, izinkan saya untuk menceritakan semuanya disini.
Jadi pada tanggal 8 Maret 2015 / dua minggu kebelakang saya mengalami kecelakaan dalam kendaraan yang saya kemudikan ketika saya pulang mengantar murid SD yang habis mengikuti PASIAD / Olimpiade MIPA di daerah Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Kecelakaan itu terjadi di daerah Awipari Kecamatan Cibereum Kota Tasikmalaya. Entah seperti apa jelasnya kejadian kecelakaan pada saat itu namun yang saya ingat pada saat itu saya sedang dengan nyaman mengemudikan kendaraan tersebut, tiba-tiba terasa AURA yang sering menyerang saya karena penyakit yang mengidap dalam tubuh ini, seketika pada saat itu sayapun coba meresponnya dengan melawan datangnya aura tersebut dan mencoba mencari ruang kosong di pinggiran jalan untuk segera memarkirkan kendaraan saya ini dengan maksud agar dapat segera beristirahat sejenak / menenangkan diri ini yang pada saat itu mulai merasakan AURA akan datangnya serangan dari penyakit saya.
Namun sayang seribu sayang sahabat tiga kali saya menemukan ruang / lahan yang kiranya cukup untuk parkir, semua lahan tersebut penuh hingga akhirnya saya masih coba meneruskan perjalanan ini yang akhirnya tak lama di depan saya menemukan sebuah pom bensin, dari sana mulai ada niat saya untuk sejenak beristirahat di depan Sarana Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) tersebut, namun apalah daya sahabat ? pada saat itu TUHAN berkehendak lain, kondisi saya sudah tidak mensuport walaupun hanya tinggal sekian meter lagi / pada saat itu serangan dari penyakit saya terburu datang menyerang tubuh ini. L Yang akhirnya seperti biasa hilanglah ingatan saya / sehingga saya tak dapat mengendalikan ataupun mengontrol diri saya ini, pada saat tersebut hilanglah semua kendali dari diri saya, saya tak sadar apa yang saya lakukan.
Namun menurut cerita Ibunda saya yang pada saat itu ada disamping saya pada saat mengemudikan kendaraan tersebut, katanya pada saat itu mobil yang saya kendarai sudah mulai mengurangi kecepatannya bahkan tepat di depan SPBU tersebut mobil yang kita kendarai sudah ada dalam posisi kecepetan yang sangat pelan / layaknya kendaraan yang mau berhenti, namun disinilah kejadian yang membuat shock sampai sekarang. Ya pada saat itu bukannya mobil ini terus berhenti, yang ada malah kembali melaju bahkan laju mobil tersebut menjadi cepat entah bagaimana dan seperti apa yang saya lakukan pada saat itu namun menurut Ibu saya pada saat itu mobil yang kita kendarai ini menjadi melaju kencang, pada akhirnya didepan pun bagian kiri mobil kami menyenggol 2 motor yang masing-masing dikendarai oleh perempuan yang pada saat itu motor-motor tersebut akan menyebrang, dan mobil ini masih terus melaju hingga kembali bagian kiri mobil ini menyenggol pilar dan 2buah motor ojeg yang sedang mangkal karena kebetulan tak jauh dari situ adalah tempat / pangkalan ojeg, disamping itu pun berbarengan bagian kanan menyenggol seorang kondektur bus kota yang akan menaiki bus tersebut, hingga pada akhirnya mobil pun terhenti pada tabrakan terkahir tepatnya menabrak sebuah plang dan terangkat bagian depannya ke sebuah trotoar, mungkin seperti itulah jelasnya kejadian yang terjadi kurang dari 5 menit lamanya.
Karena pada saat itu sayapun tak tahu jelasnya kejadian itu terjadi seperti apa dan bagaimana, ini hanya cerita dari ibunda saya yang pada waktu itu berada sama di mobil yang saya kendarai ini dan menyaksikan serta merasakan betul bagaimana kejadian itu berlangsung. Karena pada saat itu diri saya sedang tidak bisa mengingat apa-apa. Yang saya ingat hanyalah pada saat datangnya AURA dan kembali bisa teringat pada saat posisi mobil ini sudah berhenti menyangkut di sebuah trotoar yang pada saat itu kondisi kita semua sudah berada dalam kerumunan orang banyak / masyarakat sekitar yang menyaksikan kejadian ini bahkan ada beberapa dari pihak korban yang mulai marah-marah. Mungkin karena khawatir pada saat itu ibunda saya langsung bergegas memeluk saya, dan mencoba menenagkan amukan-amukan dari masyarakat sekitar, entah seperti apa jelasnya kejadian tersebut yang saya ingat pada saat itu hanya pada saat saya ada dalam kerumunan orang banyak hingga akhirnya turun dari mobil tersebut dan dibawa untuk duduk di bangku yang ada di tempat tersebut yang pada saat itu masih terus ada dalam dekapan Ibunda saya, mungkin karena rasa panik yang dirasakan ibu saya sehingga beliau tidak mau melapskan anaknya ini dari dekapannya.
Disamping itu beberapa dari pihak kami Pak Iin, Pak Tatan terus mencoba menenangkan masyarakat yang pada saat itu terbawa emosi, dan pula Ibu sayapun mencoba menghubungi Papah yang pada saat itu tidak ada ditempat kejadian / pada saat itu Ibu saya pun terus menelpon Papah saya dengan tujuan agar Papah segera ke tempat kecelakaan ini dan membantu penyelasaian masalah, selain itu Ibu saya pun mencoba menelpon saudara-saudara kita yang pada saat itu kiranya dapat membantu kita, disamping itu karena mendengar kabar tak lama beberapa Aparat Polisi dari Polsek Cibereum pun datang, dan mengurusi semuanya, kami pun semakin kebingungan apa yang harus kami lakukan, namun Alhamdulillah tak lama saudara saya yang kebetulan tinggal didaerah sana mendengar kabar bahwa sodaranya ini mengalami kecelakaan sehingga tak lama pun datanglah Paman saya tersebut (Om Yayan) pada saat itu kepanikan dan kesemrawutan keadaan dari kami agak berkurang, dan akhirnya tak lama jua salah satu saudara yang bertugas di polsek cibereum (Pakde Uyun) pun datang. Dari sanalah kondisipun berubah semakin lebih tenang dari sebelumnya.
Singkat cerita setelah semua proses ditempat selesai, didereklah mobil kami ke Polsek Cibereum untuk mendapatkan proses lebih lanjut, dan saya beserta yang lainnya yang tadi berada di mobil, berpindah ke mobil Paman saya untuk menuju ke Polsek Cibereum tersebut, hingga sampailah kami dan beserta mobil kami di polsek cibereum. Pada saat itu kami intinya saya dimintai keterangan serta sebagainya tentang bagaimana terjadinya kecelakaan tersebut, namun karena saya tidak ingat apa-apa pada saat kecelakaan itu berlangsung jadi yang menjelaskan rinci kejadian pada saat itu adalah Ibunda saya, beliau mencoba terus memberikan keterangan-keterangan yang semestinya, disamping itu tak lam datanglah Papah dan Kakak Ipar saya ke Polsek ini hingga disamping pada saat ibu saya sedang memberikan keterangan kepada polisi, papah saya yang mencoba berhadapan dengan pihak-pihak dari korban / pada saat itu akhirnya pihak kami bersama pihak korban sepakat untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan cara kekeluargaan. Hingga akhirnya singkat cerita semua perkara / permasalahan itu selasai pada hari itu juga tepatnya pada pukul 23.00 WIB / Papah, Mamah, dan Kakak Ipar saya pulang ke rumah pada jam tersebut. Namun saya pulang lebih awal, tepatnya pada pukul 16.00 WIB karena pada waktu itu saya dijemput oleh Nenek saya (Mah Ai) yang akhirnya Saya, dan rombongan mobil saya semua berpindah ke mobil Mah Ai tersebut dan menuju arah pulang, sementara Papah, Mamah dan Kakak Ipar saya masih mengurusi semuanya.
Hari-haripun berlanjut, satu hari dua hari terus terlewati, namun apa yang terjadi sahabat ? pikiran dan hati ini tidak tenang, semua seakan merasakan sebuah kesalahan besar, pada saat itu si pandu terus merenung “Ya Rabb, saya telah menyebabkan kecelakaan dan kerugian bagi banyak orang. Termasuk saya tlah kembali menambah beban orang tua. Tolong saya Ya Rabb / apa yang harus saya perbuat” selalu itu dan itulah yang terus ada dalam pikiran ini.
Hingga sampailah disatu waktu sore hari ketika saat saya sedang merenung di belakang rumah yang disana saya melihat dua ekor anak kucing dan satu ekor induknya yang sedang bermain-main dengan bebasnya, bermain dengan riangnya, bermain dengan rileksnya tanpa ada beban / tanpa memikirkan beban apaupun, yang ada di pikiran mereka mungkin hanya menjalani hidup ini dengan makan, tidur, dan bermain. Mereka tidak pernah memikirkan beban hidup mereka seperti penyakit, jodoh, karir, apalagi memikirkan masalah yang satu ini / yang sedang saya alami ini, begitu enaknya ya jadi mereka, hingga disana saya sempat berpikir apakah saya bisa seperti mereka yang menjalani hidup tanpa dipenuhi oleh beban pikiran ? YA TUHAN IZINKAN SAYA JADI KUCING, agar saya tidak perlu menanggung beban pikiran ini / agar saya tidak perlu khawatir dengan penyakit yang ada dalam tbuh ini, agar saya tak perlu khawatir dengan jodoh saya nanti, agar saya tak perlu khawatir akan karir yang sedang saya kejar ini, agar saya tidak harus menanggung beban pikiran sekarang ini, dan agar saya, agar saya yang lainnya. Oh Tuhan izinkanlah saya untuk terbebas dari semua kesulitan ini / izinkalah saya untuk terbebas dari semua beban-beban hidup ini. L
Pada saat itu terus saja si pandu ini bergumam seperti itu, kiranya dia seperti yang telah berputus asa dengan kondisi / keadaan yang menimpa dirinya sekarang, mungkin pada saat itu yang ada di pikarannya hanya ingin terbebas dengan cepat dari kesulitan / beban-beban ini. Namun sebagai seorang manusia itu semua tak mudah, semua ada prosesnya / semua ada lika-likunya, semua prosese kehidupan ini harus dijalani dan dihadapi, dan yang jelas semua proses kehidupan ini tidak mudah semudah mebalikan telapak tangan. Hingga pada saat itu munculah gumaman seorang Pandu Muhamad Barzah, yang menunjukan bahwa dirinya tlah hamper berputus asa.
Sambil terus membayangkan tak lama Adzan Maghribpun menyadarkan lamunannya, hingga pada saat itu terhentilah lamunan si pandu tentang kebebasan, kesenangan, keriangan jikalau menjadi seekor kucing. Akhirnya pada saat itu sayapun beranjak dari tempat duduk tadi untuk segera membersihkan diri dan mengambil air wudhu dengan maksud untuk segera melaksanakan Ibadah Shalat Maghrib, dijalanilah shalat maghrib tersebut namun jikalau boleh jujur pada saat menjalani shalat tersebut kekhusyuan yang biasa diusahakan agar hadir dalam shalat malah buyar dengan memikirkan lamunan tadi sore / disana sempat terpikir kenapa si pandu bisa melamun seperti itu.
Hingga pada akhirnya selasailah shalat maghrib, disinilah / ketika berdoa si pandu mulai tersadar kembali kalau yang dia lamunkan tadi adalah sebuah kesalahan besar. Ya kesalahan besar, karena Alloh SWT sudah menciptakan dirimu dengan sempurna hei pandu kenapa kamu malah menginginkan menjadi mahluk yang jauh lebih kurang kesempurnaanya daripada dirimu. Astagfirulloh, segitu lemahnya kah dirimu pandu, sehingga disaat cobaan datang kamu tak sanggup menghadapinya ? Janganlah sekali lagi kamu bersikap seperti itu ingat Alloh memberikan cobaan / ujian kepada kamu karena dia tahu bahwa kamu bisa melewatinya dan ingatlah bahwa jika Alloh memberikan cobaan terhadapmu disitulah bentuk rasa sayang-NYA / disana DIA sedang mengingatkan kamu agar kamu kembali mengingat kepada-NYA.
Iya sahabat, akhirnya pada saat itu sayapun tersadar bahwa tindakan / lamunannya tadi itu telah salah, kita sebagai seorang Manusia / mahluk yang paling sempurna harus sangat bersyukur, Alloh tlah menciptakan kita dengan kondisi seperti ini, coba bayangkan jikalau kita ditakdirkan sebagai seekor kucing atau hewan-hewan yang lain mungkin sampai sekarang kita tidak bisa meraskan atmosfer kenikmatan-kenikmatan yang Alloh berikan kepada kita sebagai seorang manusia yang oleh-NYA diberi akal dan pikiran hingga kita sebagai seorang manusia dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Selain itupun masih banyak kenikmatan-kenikmatan lain yang menjadi kelebihan kita dari mahluk-mahluk yang lainnya. Alhamdulillahirabbil’alamin terimakasih Ya Rabb Engkau tlah menciptakan saya sebagai seorang manusia.
Beberapa kata sebagai penutup dari tulisan pendek ini, bahwa kita sebagai seorang manusia yang oleh Rabbnya diberi Iman, Nafsu, Akal & Pikiran, disitulah tugas kita agar bisa menyeimbangkan semuanya agar menghasilkan seorang hamba yang dapat bertawaqal. Dan ingatlah sahabat teruslah bersabar serta jangan mudah putus asa teruslah engkau untuk berusaha, karena sampai kapanpun harapan akan selalu ada / Harapan Itu Masih Ada sahabat, dan pertolongan Tuhan jauh lebih indah, serta ingatlah setelah kesulitan akan ada kemudahan.
Usaha / jihad + shabar = pertolongan Allah SWT
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri mu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”. (QS. Ali 'Imraan: 200).
Jadi janganlah cepat menyerah. Majulah terus, usahalah terus, sebab jika kita shabar insyaAllah, Allah SWT akan menolong kita karena ini yang di perintahkan-NYA kepada kita. Kenapa harus takut jika ada jaminan dari Allah ? Kenapa harus ragu jika Allah SWT akan menolong kita ? Ini bukan kata saya, ini ayat Al Quran, yang ditujukan untuk kita semua. Dengan bershabar, kita akan menjadi lebih semangat dalam menjalani hidup. Bagaimana tidak, pertolongan Allah SWT sudah di depan mata. Tinggal sejauh mana kita bisa meraih pertolongan tersebut dengan kesabaran kita.
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Alam Nasyrah:5-6).
Jika kita membaca ayat yang kedua ini, mengapa kita harus takut. Sebab jika saat ini ki tasedang sulit, maka esok kemudahanlah yang akan menghampiri kita. Ayat ini sungguh memberikan inspirasi bagi kita yang sedang mengalami kesulitan, ayat yang memberikan dorongan kepada kita untuk tetap bertahan, tetap semangat dalam menghadapi hidup yang penuh kesulitan.
Akhir kata terimakasih atas kesedian sahabat semua untuk membaca tulisan ini, dan sekali pesan dari saya yuk kita belajar bershabar dari sekarang, dan yuk kita terus belajar untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, agar kita menjadi hamba-NYA yang selalu disayang oleh-NYA walaupun dengan berbagai cobaan, karena yakinlah dengan cobaan itu Alloh sedang membuang dosa-dosa yang ada pada diri kita / semoga cobaan-cobaan itu menjadi kifarat bagi dosa perdosa kita. Amin Ya Rabb. J

Assalamuala’ikum Warrahmatullohiwabarrakatuh. J

No comments:

Post a Comment