TUHAN IZINKAN SAYA JADI KUCING
“Tuhan Izinkan Saya Jadi Kucing” ya perkataan itulah yang datang
dalam pikiran saya dan akhirnya menjadi gumaman dalam hati tadi sore kira-kira
pukul 16.30, entah darimana awalnya yang jelas hari ini / Senin tanggal 23 Maret
2015 pikiran dan hati saya masih belum lepas dari kalut malut karena beberapa
masalah yang menghampiri, baik itu hal yang berkaitan dengan diri pribadi saya
sendiri ataupun masalah-masalah yang menimpa keluarga saya. Kalau bisa dilihat mungkin
sepertinya otak ini sudah banyak syaraf-syaraf yang semrawut karena katanya
semakin banyak masalah yang menjadi beban pikiran kita semakin semrawut pula
syaraf-syaraf yang berada dalam otak kita. Iya sahabat, masalah, masalah, dan
permasalahan yang tiap waktu datang silih berganti, dan itulah yang menjadi
beban pikiran saya saat ini, entah itu masalah yang berkaitan dengan diri
sendiri ataupun masalah keluarga ini.
Oke, mungkin disini sahabat bertanya-tanya
apa sih yang menjadi beban pikiran si pandu / ada masalah apa sih sama si pandu
ini ?
Sebenarnya saya juga bingung sahabat masalah apa saja yang sedang
menjadi pikiran saya saat ini sampai-sampai saya bergumam sperti itu / mungkin
saking banyaknya masalah yang menghampiri. Entah itu dari masalah pribadi,
karir, keluarga, dsb. Namun yang jelas tadi sore yang menambahnya beban pikiran
saya ini adalah permasalahan yang menimpa keluarga saya ini. Baiklah sahabat,
izinkan saya untuk menceritakan semuanya disini.
Jadi pada tanggal 8 Maret 2015 / dua minggu
kebelakang saya mengalami kecelakaan dalam kendaraan yang saya kemudikan ketika
saya pulang mengantar murid SD yang habis mengikuti PASIAD / Olimpiade MIPA di
daerah Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Kecelakaan itu terjadi di daerah
Awipari Kecamatan Cibereum Kota Tasikmalaya. Entah seperti apa jelasnya
kejadian kecelakaan pada saat itu namun yang saya ingat pada saat itu saya
sedang dengan nyaman mengemudikan kendaraan tersebut, tiba-tiba terasa AURA
yang sering menyerang saya karena penyakit yang mengidap dalam tubuh ini,
seketika pada saat itu sayapun coba meresponnya dengan melawan datangnya aura
tersebut dan mencoba mencari ruang kosong di pinggiran jalan untuk segera
memarkirkan kendaraan saya ini dengan maksud agar dapat segera beristirahat
sejenak / menenangkan diri ini yang pada saat itu mulai merasakan AURA akan
datangnya serangan dari penyakit saya.
Namun sayang seribu sayang sahabat tiga
kali saya menemukan ruang / lahan yang kiranya cukup untuk parkir, semua lahan
tersebut penuh hingga akhirnya saya masih coba meneruskan perjalanan ini yang
akhirnya tak lama di depan saya menemukan sebuah pom bensin, dari sana mulai
ada niat saya untuk sejenak beristirahat di depan Sarana Pengisian Bahan bakar
Umum (SPBU) tersebut, namun apalah daya sahabat ? pada saat itu TUHAN
berkehendak lain, kondisi saya sudah tidak mensuport walaupun hanya tinggal
sekian meter lagi / pada saat itu serangan dari penyakit saya terburu datang
menyerang tubuh ini. L Yang akhirnya seperti biasa hilanglah ingatan saya / sehingga
saya tak dapat mengendalikan ataupun mengontrol diri saya ini, pada saat
tersebut hilanglah semua kendali dari diri saya, saya tak sadar apa yang saya
lakukan.
Namun menurut cerita Ibunda saya yang pada
saat itu ada disamping saya pada saat mengemudikan kendaraan tersebut, katanya
pada saat itu mobil yang saya kendarai sudah mulai mengurangi kecepatannya
bahkan tepat di depan SPBU tersebut mobil yang kita kendarai sudah ada dalam
posisi kecepetan yang sangat pelan / layaknya kendaraan yang mau berhenti,
namun disinilah kejadian yang membuat shock sampai sekarang. Ya pada saat itu
bukannya mobil ini terus berhenti, yang ada malah kembali melaju bahkan laju
mobil tersebut menjadi cepat entah bagaimana dan seperti apa yang saya lakukan
pada saat itu namun menurut Ibu saya pada saat itu mobil yang kita kendarai ini
menjadi melaju kencang, pada akhirnya didepan pun bagian kiri mobil kami
menyenggol 2 motor yang masing-masing dikendarai oleh perempuan yang pada saat
itu motor-motor tersebut akan menyebrang, dan mobil ini masih terus melaju
hingga kembali bagian kiri mobil ini menyenggol pilar dan 2buah motor ojeg yang
sedang mangkal karena kebetulan tak jauh dari situ adalah tempat / pangkalan
ojeg, disamping itu pun berbarengan bagian kanan menyenggol seorang kondektur
bus kota yang akan menaiki bus tersebut, hingga pada akhirnya mobil pun
terhenti pada tabrakan terkahir tepatnya menabrak sebuah plang dan terangkat bagian
depannya ke sebuah trotoar, mungkin seperti itulah jelasnya kejadian yang
terjadi kurang dari 5 menit lamanya.
Karena pada saat itu sayapun tak tahu jelasnya
kejadian itu terjadi seperti apa dan bagaimana, ini hanya cerita dari ibunda
saya yang pada waktu itu berada sama di mobil yang saya kendarai ini dan
menyaksikan serta merasakan betul bagaimana kejadian itu berlangsung. Karena pada
saat itu diri saya sedang tidak bisa mengingat apa-apa. Yang saya ingat
hanyalah pada saat datangnya AURA dan kembali bisa teringat pada saat posisi
mobil ini sudah berhenti menyangkut di sebuah trotoar yang pada saat itu
kondisi kita semua sudah berada dalam kerumunan orang banyak / masyarakat
sekitar yang menyaksikan kejadian ini bahkan ada beberapa dari pihak korban
yang mulai marah-marah. Mungkin karena khawatir pada saat itu ibunda saya
langsung bergegas memeluk saya, dan mencoba menenagkan amukan-amukan dari
masyarakat sekitar, entah seperti apa jelasnya kejadian tersebut yang saya
ingat pada saat itu hanya pada saat saya ada dalam kerumunan orang banyak
hingga akhirnya turun dari mobil tersebut dan dibawa untuk duduk di bangku yang
ada di tempat tersebut yang pada saat itu masih terus ada dalam dekapan Ibunda
saya, mungkin karena rasa panik yang dirasakan ibu saya sehingga beliau tidak
mau melapskan anaknya ini dari dekapannya.
Disamping itu beberapa dari pihak kami Pak
Iin, Pak Tatan terus mencoba menenangkan masyarakat yang pada saat itu terbawa
emosi, dan pula Ibu sayapun mencoba menghubungi Papah yang pada saat itu tidak
ada ditempat kejadian / pada saat itu Ibu saya pun terus menelpon Papah saya
dengan tujuan agar Papah segera ke tempat kecelakaan ini dan membantu
penyelasaian masalah, selain itu Ibu saya pun mencoba menelpon saudara-saudara
kita yang pada saat itu kiranya dapat membantu kita, disamping itu karena
mendengar kabar tak lama beberapa Aparat Polisi dari Polsek Cibereum pun
datang, dan mengurusi semuanya, kami pun semakin kebingungan apa yang harus
kami lakukan, namun Alhamdulillah tak lama saudara saya yang kebetulan tinggal
didaerah sana mendengar kabar bahwa sodaranya ini mengalami kecelakaan sehingga
tak lama pun datanglah Paman saya tersebut (Om Yayan) pada saat itu kepanikan
dan kesemrawutan keadaan dari kami agak berkurang, dan akhirnya tak lama jua
salah satu saudara yang bertugas di polsek cibereum (Pakde Uyun) pun datang. Dari
sanalah kondisipun berubah semakin lebih tenang dari sebelumnya.
Singkat cerita setelah semua proses ditempat
selesai, didereklah mobil kami ke Polsek Cibereum untuk mendapatkan proses
lebih lanjut, dan saya beserta yang lainnya yang tadi berada di mobil,
berpindah ke mobil Paman saya untuk menuju ke Polsek Cibereum tersebut, hingga
sampailah kami dan beserta mobil kami di polsek cibereum. Pada saat itu kami
intinya saya dimintai keterangan serta sebagainya tentang bagaimana terjadinya
kecelakaan tersebut, namun karena saya tidak ingat apa-apa pada saat kecelakaan
itu berlangsung jadi yang menjelaskan rinci kejadian pada saat itu adalah
Ibunda saya, beliau mencoba terus memberikan keterangan-keterangan yang
semestinya, disamping itu tak lam datanglah Papah dan Kakak Ipar saya ke Polsek
ini hingga disamping pada saat ibu saya sedang memberikan keterangan kepada
polisi, papah saya yang mencoba berhadapan dengan pihak-pihak dari korban /
pada saat itu akhirnya pihak kami bersama pihak korban sepakat untuk
menyelesaikan permasalahan ini dengan cara kekeluargaan. Hingga akhirnya
singkat cerita semua perkara / permasalahan itu selasai pada hari itu juga tepatnya
pada pukul 23.00 WIB / Papah, Mamah, dan Kakak Ipar saya pulang ke rumah pada
jam tersebut. Namun saya pulang lebih awal, tepatnya pada pukul 16.00 WIB
karena pada waktu itu saya dijemput oleh Nenek saya (Mah Ai) yang akhirnya
Saya, dan rombongan mobil saya semua berpindah ke mobil Mah Ai tersebut dan
menuju arah pulang, sementara Papah, Mamah dan Kakak Ipar saya masih mengurusi
semuanya.
Hari-haripun berlanjut, satu hari dua hari
terus terlewati, namun apa yang terjadi sahabat ? pikiran dan hati ini tidak
tenang, semua seakan merasakan sebuah kesalahan besar, pada saat itu si pandu
terus merenung “Ya Rabb, saya telah menyebabkan kecelakaan dan kerugian bagi
banyak orang. Termasuk saya tlah kembali menambah beban orang tua. Tolong saya
Ya Rabb / apa yang harus saya perbuat” selalu itu dan itulah yang terus ada
dalam pikiran ini.
Hingga sampailah disatu waktu sore hari
ketika saat saya sedang merenung di belakang rumah yang disana saya melihat dua
ekor anak kucing dan satu ekor induknya yang sedang bermain-main dengan
bebasnya, bermain dengan riangnya, bermain dengan rileksnya tanpa ada beban /
tanpa memikirkan beban apaupun, yang ada di pikiran mereka mungkin hanya
menjalani hidup ini dengan makan, tidur, dan bermain. Mereka tidak pernah
memikirkan beban hidup mereka seperti penyakit, jodoh, karir, apalagi
memikirkan masalah yang satu ini / yang sedang saya alami ini, begitu enaknya
ya jadi mereka, hingga disana saya sempat berpikir apakah saya bisa seperti
mereka yang menjalani hidup tanpa dipenuhi oleh beban pikiran ? YA TUHAN
IZINKAN SAYA JADI KUCING, agar saya tidak perlu menanggung beban pikiran ini /
agar saya tidak perlu khawatir dengan penyakit yang ada dalam tbuh ini, agar
saya tak perlu khawatir dengan jodoh saya nanti, agar saya tak perlu khawatir
akan karir yang sedang saya kejar ini, agar saya tidak harus menanggung beban
pikiran sekarang ini, dan agar saya, agar saya yang lainnya. Oh Tuhan
izinkanlah saya untuk terbebas dari semua kesulitan ini / izinkalah saya untuk
terbebas dari semua beban-beban hidup ini. L
Pada saat itu terus saja si pandu ini
bergumam seperti itu, kiranya dia seperti yang telah berputus asa dengan
kondisi / keadaan yang menimpa dirinya sekarang, mungkin pada saat itu yang ada
di pikarannya hanya ingin terbebas dengan cepat dari kesulitan / beban-beban
ini. Namun sebagai seorang manusia itu semua tak mudah, semua ada prosesnya /
semua ada lika-likunya, semua prosese kehidupan ini harus dijalani dan
dihadapi, dan yang jelas semua proses kehidupan ini tidak mudah semudah
mebalikan telapak tangan. Hingga pada saat itu munculah gumaman seorang Pandu
Muhamad Barzah, yang menunjukan bahwa dirinya tlah hamper berputus asa.
Sambil terus membayangkan tak lama Adzan Maghribpun
menyadarkan lamunannya, hingga pada saat itu terhentilah lamunan si pandu
tentang kebebasan, kesenangan, keriangan jikalau menjadi seekor kucing. Akhirnya
pada saat itu sayapun beranjak dari tempat duduk tadi untuk segera membersihkan
diri dan mengambil air wudhu dengan maksud untuk segera melaksanakan Ibadah
Shalat Maghrib, dijalanilah shalat maghrib tersebut namun jikalau boleh jujur
pada saat menjalani shalat tersebut kekhusyuan yang biasa diusahakan agar hadir
dalam shalat malah buyar dengan memikirkan lamunan tadi sore / disana sempat
terpikir kenapa si pandu bisa melamun seperti itu.
Hingga pada akhirnya selasailah shalat
maghrib, disinilah / ketika berdoa si pandu mulai tersadar kembali kalau yang
dia lamunkan tadi adalah sebuah kesalahan besar. Ya kesalahan besar, karena
Alloh SWT sudah menciptakan dirimu dengan sempurna hei pandu kenapa kamu malah
menginginkan menjadi mahluk yang jauh lebih kurang kesempurnaanya daripada
dirimu. Astagfirulloh, segitu lemahnya kah dirimu pandu, sehingga disaat cobaan
datang kamu tak sanggup menghadapinya ? Janganlah sekali lagi kamu bersikap
seperti itu ingat Alloh memberikan cobaan / ujian kepada kamu karena dia tahu
bahwa kamu bisa melewatinya dan ingatlah bahwa jika Alloh memberikan cobaan
terhadapmu disitulah bentuk rasa sayang-NYA / disana DIA sedang mengingatkan kamu
agar kamu kembali mengingat kepada-NYA.
Iya sahabat, akhirnya pada saat itu sayapun
tersadar bahwa tindakan / lamunannya tadi itu telah salah, kita sebagai seorang
Manusia / mahluk yang paling sempurna harus sangat bersyukur, Alloh tlah
menciptakan kita dengan kondisi seperti ini, coba bayangkan jikalau kita
ditakdirkan sebagai seekor kucing atau hewan-hewan yang lain mungkin sampai
sekarang kita tidak bisa meraskan atmosfer kenikmatan-kenikmatan yang Alloh
berikan kepada kita sebagai seorang manusia yang oleh-NYA diberi akal dan
pikiran hingga kita sebagai seorang manusia dapat memilih mana yang baik dan
mana yang buruk. Selain itupun masih banyak kenikmatan-kenikmatan lain yang
menjadi kelebihan kita dari mahluk-mahluk yang lainnya. Alhamdulillahirabbil’alamin
terimakasih Ya Rabb Engkau tlah menciptakan saya sebagai seorang manusia.
Beberapa kata sebagai penutup dari tulisan
pendek ini, bahwa kita sebagai seorang manusia yang oleh Rabbnya diberi Iman,
Nafsu, Akal & Pikiran, disitulah tugas kita agar bisa menyeimbangkan
semuanya agar menghasilkan seorang hamba yang dapat bertawaqal. Dan ingatlah
sahabat teruslah bersabar serta jangan mudah putus asa teruslah engkau untuk
berusaha, karena sampai kapanpun harapan akan selalu ada / Harapan Itu Masih
Ada sahabat, dan pertolongan Tuhan jauh lebih indah, serta ingatlah setelah
kesulitan akan ada kemudahan.
Usaha / jihad + shabar = pertolongan Allah
SWT
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah
kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan
negeri mu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”. (QS. Ali
'Imraan: 200).
Jadi janganlah cepat menyerah. Majulah terus,
usahalah terus, sebab jika kita shabar insyaAllah, Allah SWT akan menolong kita
karena ini yang di perintahkan-NYA kepada kita. Kenapa harus takut jika ada
jaminan dari Allah ? Kenapa harus ragu jika Allah SWT akan menolong kita ? Ini
bukan kata saya, ini ayat Al Quran, yang ditujukan untuk kita semua. Dengan
bershabar, kita akan menjadi lebih semangat dalam menjalani hidup. Bagaimana
tidak, pertolongan Allah SWT sudah di depan mata. Tinggal sejauh mana kita bisa
meraih pertolongan tersebut dengan kesabaran kita.
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Alam
Nasyrah:5-6).
Jika kita membaca ayat yang kedua ini, mengapa
kita harus takut. Sebab jika saat ini ki tasedang sulit, maka esok kemudahanlah
yang akan menghampiri kita. Ayat ini sungguh memberikan inspirasi bagi kita
yang sedang mengalami kesulitan, ayat yang memberikan dorongan kepada kita
untuk tetap bertahan, tetap semangat dalam menghadapi hidup yang penuh kesulitan.
Akhir kata terimakasih atas kesedian
sahabat semua untuk membaca tulisan ini, dan sekali pesan dari saya yuk kita belajar
bershabar dari sekarang, dan yuk kita terus belajar untuk meningkatkan kualitas
ibadah kita, agar kita menjadi hamba-NYA yang selalu disayang oleh-NYA walaupun
dengan berbagai cobaan, karena yakinlah dengan cobaan itu Alloh sedang membuang
dosa-dosa yang ada pada diri kita / semoga cobaan-cobaan itu menjadi kifarat
bagi dosa perdosa kita. Amin Ya Rabb. J
Assalamuala’ikum
Warrahmatullohiwabarrakatuh. J
No comments:
Post a Comment